Aku benci pagi, karena pagi selalu mengingatkanku untuk melakukan hal yang sama setiap hari.
Rutinitas semakin lama semakin menjemukan, hingga aku rasa ini memuakkan.
Aku benci pagi, karena pagi harus memaksaku untuk mulai bergulat pada permasalahan-permasalahan yang aku sudah mulai bosan mengatasinya.
Aku benci pagi, karena bagiku selalu menjadi hal menyebalkan dalam hidup.
Aku harus melakukan hal yang tak ku suka, penuh keterpaksaan dan menahannya hingga senja datang untuk memberiku keleluasaan.
Pagiku buruk. Ya. Setiap hari.
Aku harus membuka mataku, walau mataku belum ingin melihat sinar-sinar yang menyilaukan.
Aku harus memaksa ototku bekerja, bergerak untuk suatu hal yang tidak aku inginkan.
Pagi selalu tak menjadi sahabat untukku.
Pagi selalu menjadi musuh yang tak dapat aku taklukan, karena aku selalu tertunduk kalah padanya.
Pagi, pagi, pagi..
Kenapa kau ada dalam hidup manusia?
Ya.
Tentu saja untuk memberi hari yang baru pada mereka, harapan baru, dan kenangan baru yang akan terukir.
Namun, aku tak sependapat.
Kau tetap menjadi musuhku. Musuh yang tak terlihat.
Karena aku bosan dengan pagi..
0 comments:
Post a Comment