Tuesday, August 9, 2016

Daisy Putih



Pernahkah kalian melihat bunga matahari yang berbentuk kecil dan sering kali kita jumpai di pinggiran jalan? Itulah bunga Daisy, yang tak pernah terlihat mewah, bahkan menarik. Namun, cantik.
Satu kata yang dapat saya katakan. 'Sederhana'. Kesederhanaannya mengubah bunga yang tak menarik dan dipandang sebelah mata itu menjadi cantik dan berkesan.

Menurut cerita, Daisy berasal dari seorang peri yang berubah menjadi bunga liar tapi tidak menawan agar tidak menarik perhatian. Ya. itu hanyalah sebuh cerita.
Adapun makna dari bunga Daisy adalah
Putih: kepolosan dan cinta yang setia
Daisy putih melambangkan kepolosan dan cinta yang setia. 

Terkadang saya sering menyanding-nyandingkan kepribadian saya dengan makna bunga ini. Boleh ya?. 
Saya adalah tipe orang yang suka menilai kepribadian seseorang. Termasuk diri saya sendiri. Saya kadang pun merasa aneh, merasa bahwa diri saya adalah bukan diri saya. Ini karena intensitas saya menilai diri saya sendiri yang terkadang kelewat batas.

Kepolosan.
Apakah diri saya adalah sosok yang polos? Kadang iya.. kadang pun tidak..
Polos hanya bisa dinilai oleh sosok orang lain di luar kita. Ketika orang lain menyebut kita polos, sedangkan kita sendiri merasa bahwa diri kita adalah sosok yang lebih dari itu.

Cinta yang setia.
Apakah saya mempunyai cinta yang setia? Hahaha..
Jawabannya, iya. Jika saya sudah mencintai sesuatu, maka saya akan menjaganya.

Read More

Apakah Masih Jaman Siti Nurbaya?


Saya pikir sekarang sudah jamannya keseteraan gender. Ketika hak-hak wanita mulai di akui, dan pendapat-pendapat mereka mulai di dengar. Namun, bagaimana dengan perjodohan? Apakah wanita mempunyai hak untuk menemukan jodohnya sendiri? ataukah masih saja ada keterpaksaan dalam menjalin rumah tangganya?

Akan ada banyak pro kontra dalam membahas ini. Mungkin bagi wanita yang berpikiran bebas dan terbuka, tentu saja perjodohan tanpa mengenal satu sama lain adalah hal yang kolot yang masih saja dilakukan di jaman modern ini. Wanita berhak menentukan pilihannya sendiri. Bahkan jodoh adalah hal yang tak bisa dipaksakan.

Dan bagi sebagian orang, perjodohan adalah sebuah wujud kepatuhan anak terhadap orangtuanya. Ada norma-norma tertentu yang membuatnya harus dipatuhi. Sampai saat ini, masih banyak terjadi hal semacam ini. Ini wajar karena kita masih menganut adat ketimuran, rasanya membantah perintah orang tua adalah sebuah kesalahan besar.

Selain itu, bagi suatu agama tertentu perjodohan adalah proses yang baik untuk membangun suatu rumah tangga. Dalam agama islam dikenal dengan kata ta'aruf. Dimana satu sama lain hanya melakukan perkenalan tanpa pacaran. Ini dilakukan agar tidak terjadinya sebuah pelanggaran-pelanggaran tertentu atau sebuah perzinaan. Jika mereka memang saling tertarik satu sama lain, maka proses akan bergulir tahap berikutnya yaitu pernikahan.

Lalu, apakah hal semacam itu bisa disebut perjodohan layaknya dilakukan pada jaman Siti Nurbaya? Dimana ia dipaksa menikah dengan seseorang yang lebih tinggi derajatnya dan lebih tua darinya. Dan yang lebih menyakitkan ia tak mencintainya sama sekali.
Hal semacam itu memang sangat menakutkan, apalagi bagi sebagian wanita. Tak mengindahkan hak-hak wanita, dan sebaliknya menginjak-nginjak hak-hak wanita akan kemerdekaannya.

Dan kemudian, mari kita lihat jaman sekarang. Apakah perjodohan-perjodohan yang terjadi pada jaman sekarang ini terlihat menakutkan seperti itu? Tentu tidak. Jaman sekarang sudah banyak lembaga-lembaga penegak hak asasi manusia. Apalagi pelindung hak-hak wanita. Jika terjadi hal-hal semacam Siti Nurbaya, dan si wanita merasa dirugikan akan mudah untuk dilaporkan. Beberapa pihak tentu akan sangat hati-hati.

Bagi saya, saat ini bukanlah jamannya perjodohan-perjodohan layaknya Siti Nurbaya. Wanita mempunyai haknya sendiri untuk memilih, dan juga dipilih. Wanita mempunyai  kekuasaan penuh atas hidupnya. Disamping itu, setidaknya wanita juga harus mengakui kelemahannya. Bahwa ia memang makhluk lemah, dibanding lelaki ia lebih rapuh. Maka dari itu, wanita pastinya membutuhkan sosok seorang lelaki. Sehebat-hebatnya wanita ia tetaplah hanya tulang rusuk lelaki.
Dan jika perjodohan terjadi padanya, setidaknya ia bisa melihat hal positifnya. Bahwa itu adalah upaya untuk menemukan jodohnya. Dan yang pasti sebuah pernikahan terjadi haruslah dilandaskan atas sebuah cinta sama lain, bukan keterpaksaan.






Read More

Monday, August 8, 2016

Menulis Itu Tidak Mudah


sumber: google
Saya yakin, banyak orang yang ingin menjadi seorang penulis. Apalagi menjadi seorang penulis yang best seller, dimana karya-karyanya banyak peminatnya dan diburu di setiap toko buku yang ada.
Dan akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan para penulis muda, pemula yang mulai mencapai ketenarannya.

Tentu banyak sekali dari pembaca yang mengenal Raditya Dika. Kebanyakan novel Raditya Dika ini menjadi best seller dan sebagian besar telah dibuat film. Wow.. ini adalah pencapaian yang luar baisa. Dia hanya memulai menulis dengan bercerita tentang kesehariannya dan kemudian di post pada sebuah blog yang akhirnya menjadi sebuah buku.

Bukan hanya Raditya Dika, ada pula penulis-penulis sukses karena karyanya banyak dibaca pada sebuah website yang bernama wattpad. Bukan hal baru lagi, banyak sekali para penulis amatir yang menuangkan ide dan karyanya disini. Jika kalian suka menulis, kalian tentu saja boleh mempostingnya pada website ini. Jika karya kalian cukup bagus dan menarik minat baca banyak orang, tentu saja akan ada editor yang tertarik untuk membukukan karya kalian. Ini merupakan suatu keuntungan yang cukup lumayan. Selain berangan-angan karya akan di publikasikan, tentu saja kalian harus memulai sebuah karya itu.

Nah inilah yang disebut proses menulis. Proses menulis ini yang harus menjadi konsistensi seorang penulis. Proses dimana keberlanjutan menulis harus konsisten. Bukan mood-mood an. Karena menulis adalah proses kreatif untuk membuat sebuah karya dari hasil pemikiran, perenungan dan keberanian untuk dituangkan dalam tulisan.

Kadang, banyak penulis yang mengalami Writer's Block. Saya salah satunya. Saya sedang mencoba membuat sebuah novel. Tapi novel itu sudah berumur 3 tahun dan tidak selesai-selesai. Ini karena ketidakkonsistensi saya untuk melanjutkan. Saya selalu merasa tidak mood jika ide kurang cemerlang, kadang juga merasa sibuk sekali sehingga draft novel itu tak tersentuh. Banyak sekali alasan sehingga draft itu tetap jalan di tempat. Kadang disini, saya merasa sedih.

Butuh tekad yang kuat dan kemauan yang tinggi untuk menyelesaikannya. Jangan biarkan rasa mood menguasai. Coba untuk brainstorming. Ide bisa berasal dari mana saja. Jangan pilih-pilih. Cukup pilih satu dan jabarkan, uraikan. Yang terpenting adalah jalankan ide itu, dan buat sebuah karya.


Karena sebuah tulisan akan diakui jika itu sudah dikemas dengan cukup baik dan tentu saja sudah terselesaikan.
Jadi, sudah sampai mana tulisan kalian? Jangan pernah menyerah karena takut tulisan itu jelek, ingat first draft is shit.

Read More
Powered by Blogger.

Translate

Blog Archive

Teman